indah2806

Archive for Juni 2012

Posted on: Juni 25, 2012

KLENTENG ANCOL


Betawifolklore

Once upon a time, there is a ship sailing from China to the State Sunda Kelapa harbor, the ship was owned by Sampo Toalang. On the ship there is a cook named Sun
One day, during the trip, the vessel suddenly buffeted by huge waves. Made everyone panic. They do not think that there is a big wave since the weather was very nice.
Suddenly in front of their ship, appeared a huge dragon. With his tongue stuck out, the dragon’s head off the ship. Apparently the dragon that is what makes big waves so the ship swaying udders.

Sampo Toalang instantly issued his sword, then he leaped toward the dragon and pertarunganpun inevitable. The fight was very exciting. After a long fight, finally the dragon was killed by Sampo Toalang. Seeing this, the crew cheered as all survived.
Sampo Toalang ship moved on safely.
Long story short, eventually the ship was near the Sunda head. But suddenly Sampo Toalang said “Gentlemen, we will dock in Ancol, because the oil is being flooded Sunda” “Now you come down to the ground. Can oabat buy drugs and you, Ming, buy food and drinks “.

 

Finally, all the men Sampo Toalang down in Ancol. They all run each task.
Sun the cook went to the market to buy food and drinks to be used as stock material in the vessel.
In between shopping, Ming saw a beautiful girl. “Who’s that beautiful girl, I wanted to know his name” Ming said to myself. Without hesitate Sun finally came to the girl’s “Greetings, my name is Ming, may I meet you?” Said Sun “My name is Siti. The full Siti Wati “said the pretty girl.

See the beauty siti, Ming liked. Sun will not forget his duty as a cook on board, and instead she decided to stay in Ancol for the Siti.
Love them both to continue and a few months later Ming and Siti Wati married.
Sun is preferred by residents Ancol. He taught people to cook according Ancol expertise as a cook.
Sun has spent years living in Ancol.
One day, Ming and his wife was seriously ill, whatever the illness, old pain does not heal them, and finally the Ming and Siti died Wati.
To commemorate the Ming and Siti Wati, Ancol residents built a temple. Ancol temple was named after the temple.

 

Sumber :

http://panggoengsandiwara.blogspot.com/2008/06/cerita-rakyat-betawi-klenteng-ancol.html

 

KLENTENG ANCOL

Cerita rakyat Betawi

 

Dahulu kala, ada sebuah kapal berlayar dari Negeri China menuju ke pelabuhan Sunda Kelapa, kapal itu milik Sampo Toalang. Di dalam kapal itu ada seorang juru masak yang bernama Ming.
Suatu hari, pada saat dalam perjalanan, tiba-tiba kapal itu diterjang ombak yang sangat besar. Semua orang panik dibuatnya. Mereka tidak menyangka akan adanya ombak besar karena cuaca hari itu sangat bagus.
Tiba-tiba di depan kapal mereka, muncul seekor naga yang amat besar. Dengan menjulurkan lidahnya, naga itu menghadang laju kapal itu. Rupanya naga itulah yang membuat ombak besar sehingga kapal terombang ambing.
Seketika Sampo Toalang mengeluarkan pedangnya, kemudian dia melompat ke arah sang naga dan pertarunganpun tak terhindarkan. Pertarungan itu seru sekali. Setelah lama bertarung, akhirnya naga itu berhasil dibunuh oleh Sampo Toalang. Melihat hal itu, anak buah kapal bersorak gembira karena semua bisa selamat.

Kapal Sampo Toalang kembali melanjutkan perjalanan dengan aman.
Singkat cerita, akhirnya kapal itu sudah mendekati daerah sunda kepala. Namun tiba-tiba Sampo Toalang berkata ”Saudara-saudara, kita akan berlabuh di Ancol, karena Sunda kelapa sedang banjir” ” sekarang kalian turunlah ke darat. Can belilah oabat-obatan dan kamu, Ming, belilah makanan dan minuman”
Akhirnya, semua anak buah Sampo Toalang turun di ancol. Mereka semua menjalankan tugas masing-masing.
Ming sang juru masak pergi ke pasar untuk membeli makanan dan minuman yang akan digunakan sebagai bahan persediaan di kapal.
Di sela-sela belanja, Ming melihat seorang gadis cantik. ”siapa gadis cantik itu, aku ingin tahu namanya” kata Ming dalam hati. Tanpa sungkan-sungkan akhirnya Ming mendatangi gadis itu ”Salam, namaku Ming, bolehkah aku berkenalan denganmu?” tanya Ming. ”Namaku Siti. Lengkapnya Siti Wati” kata gadis cantik itu. 

Melihat kecantikan siti, Ming langsung menyukainya. Ming lupa akan tugasnya sebagai juru masak di kapal dan malah akhirnya dia memutuskan untuk tinggal di Ancol demi si Siti.
Asmara mereka berdua berlanjut dan beberapa bulan kemudian Ming dan Siti Wati menikah.
Ming sangat disukai oleh penduduk Ancol. Dia mengajarkan penduduk Ancol memasak sesuai keahliannya sebagai juru masak.
Telah bertahun-tahun Ming tinggal di Ancol.
Suatu hari Ming dan istrinya sakit keras, entah apa penyakitnya, lama sakit mereka tak sembuh-sembuh dan akhirnya Ming dan Siti Wati meninggal dunia.
Untuk mengenang Ming dan Siti Wati, penduduk Ancol membangun sebuah kelenteng. Kelenteng itu dinamai kelenteng Ancol.

 

Sumber :

http://panggoengsandiwara.blogspot.com/2008/06/cerita-rakyat-betawi-klenteng-ancol.html

 

KLENTENG ANCOL …



  • Tidak ada
  • No comments yet

Kategori